Pendaki Diminta Beli Kantong Kotoran Sebelum Muncak ke Gunung Everest
Pengunjung yang akan mendaki Gunung Everestbakal diminta untuk membeli kantong kotoran manusia dan membawa sampah mereka lantaran gunung tertinggi di dunia itu mulai mengeluarkan bau tak sedap.
Pemerintah mengesahkan aturan tersebut dan akan memberlakukan pada Maret mendatang.
Kantong itu mengandung bahan kimia dan bubuk yang mampu memadatkan kotoran manusia dan meminimalisir bau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pegunungan kami mulai berbau busuk," ujar Sherpa (orang dari suku bangsa di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya) ke BBC, dikutip Business Insider.
Lihat Juga :![]() |
Suhu dingin yang ekstrim di Everest mencegah feses terurai sepenuhnya.
Dia kemudian berkata, "Feses manusia terlihat di bebatuan dan beberapa pendaki jatuh sakit."
Situasi tersebut, kata Sherpa, menimbulkan keluhan dan merusak citra pemerintah kota.
Di dataran rendah, pendaki biasanya menggali lubang di salju untuk membuang sampah. Namun di tempat yang lebih tinggi, dengan tutupan salju yang terbatas, para pendaki sering kali terpaksa buang air di tempat terbuka.
CEO organisasi non-pemerintah Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC), Chhiring Sherpa, mengatakan sampah masih menjadi masalah besar di Everest.
Lihat Juga :![]() |
"Terutama di kamp-kamp yang lebih tinggi dimana Anda tak bisa menjangkau itu [tempat sampah]," ujar Chhiring.
Setengah dari sampah tersebut, lanjut dia, berada di Kamp Empat, yang juga dikenal sebagai South Col. Kamp Empat berada di ketinggian sekitar 26.000 kaki.
SPCC nantinya akan membeli sekitar 8 ribu kantong kotoran dari Amerika Serikat untuk musim pendakian mendatang.
Sampah telah lama menjadi masalah besar di Gunung Everest. Tabung oksigen, tenda, wadah makanan, hingga kotoran manusia berserakan di lereng.
Kondisi tersebut merusak lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan bagi warga yang tinggal di sekitar gunung.
(isa/chs)(责任编辑:焦点)
- Netizen: 'Korupsi Mudik Gratis Ala Gabener', Ini Jawaban Anak Buah Anies
- Diguyur Hujan Lebat Sejak Sore, Empat Ruas Jalan di Jakarta Kebanjiran
- Saran Pramugari ke Penumpang Takut Naik Pesawat: Latihan Pernapasan
- Butuh Rp 12 Triliun, PAM Jaya Ingin Turunkan Tingkat Kehilangan Air Jadi 30 Persen pada 2030
- Alpukat Buah atau Sayuran? Ini Jawaban Ilmiahnya
- Wakil Ketua DPR Minta Polisi Tuntaskan Kasus Dugaan Investasi Bodong
- Hujan Deras, Pagar Tembok di Bintaro Tangsel Ambruk dan Timpa Mobil
- Anies Baswedan Kerap Difitnah Sana Sini, Pengamat Bongkar Motifnya!
- Waspada, Otot Dasar Panggul Kendur Pada Ibu Hamil Jadi Gampang Ngompol
- Polisi Menyelidiki Kasus Penemuan Bayi Perempuan di Jembatan
- Uni Eropa Makin Dekat Hadirkan Dana Pertahanan, Jumlahnya Capai €150 M
- Asap Tebal Mengepul di Mall of Indonesia, Petugas Damkar: Kita Terima Laporan Sudah Padam
- KPK Tetapkan 22 Anggota DPRD Malang Tersangka Dugaan Suap, Berikut Daftarnya
- Kolam Sementara Pengganti Air Mancur Trevi Diejek Mirip Bak Cuci Kaki
- Korupsi Proyek Pelebaran Jalan, Bekas Walikota Depok Jadi Tersangka
- Menghilangkan Pestisida dari Buah dengan Soda Kue, Apakah Efektif?
- Kebakaran di Manggarai Hanguskan Belasan Rumah, Warga Coba Cari Barang yang Bisa Diselamatkan
- Airlangga Tegaskan Program Perlinsos Telah Dibahas Secara Transparan Bersama DPR RI
- DPMPTSP DKI Buka Layanan di Jakarta Fair Kemayoran
- KRL Anjlok di Kampung Bandan, 50 Penumpang Dievakuasi