DPR: Usut Tuntas Perdagangan Perempuan WNI ke Tiongkok
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rofi’ Munawar meminta pemerintah serius mengungkap praktik penjualan wanita Indonesia ke Tiongkok. Dia secara khusus meminta Kementerian Luar Negeri mendorong Pemerintah Tiongkok mengusut praktik buruk yang melibatkan warga Indonesia.
"Kasus ini tentu sangat memprihatinkan bagi kita semua, belasan wanita muda yang hendak mencari kerja, justru menjadi korban perdagangan manusia. Kementerian Luar Negeri harus menyampaikan nota diplomatik dan aparat penegak hukum harus mengungkap kasus ini hingga ke akar-akarnya," disampaikan Rofi’ Munawar dalam keterangan pers, Jumat (28/9/2018).
Rofi menejelaskan, kasus ini sangat memprihatinkan karena banyak korban yang berusia di bawah 30 tahun dan diperlakukan dengan tidak layak. Terlebih, menurut informasi, para korban saat dalam penyekapan di Tiongkok mendapatkan penganiayaan dan perlakuan yang tidak manusiawi.
"Kasus ini sudah sangat jelas merupakan praktik perdagangan manusia (human trafficking), maka sudah sepantasnya mendapatkan hukuman yang jelas," tegas Rofi’.
Pihak Kementerian Luar Negeri perlu memberikan pendampingan hukum serta melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Tiongkok untuk memulangkan para korban. Pemerintah harus memprotes dan mendorong Tiongkok untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait jaringan perdagangan manusia yang dilakukan di negaranya, serta membawa para pelaku ke meja pengadilan.
"Sangat mungkin praktik jahat ini merupakan fenomena gunung es, apa yang terjadi jauh lebih banyak dibandingkan apa yang berhasil terungkap. Butuh kerja sama seluruh elemen untuk mengungkap kasus ini," tukasnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian berhasil mengungkap praktik penjualan wanita Indonesia ke Tiongkok. Saat ini, ada empat orang tersangka, termasuk di antaranya satu orang warga negara asing asal Tiongkok. Dalam kasus ini, setidaknya terdapat dua belas korban perempuan dijual untuk kawin kontrak di Tiongkok, dua di antaranya masih di bawah umur.
Berdasarkan hasil investigasi, korban kebanyakan berasal dari daerah Purwakarta, Bandung, Tangerang, Subang, dan Tegal. Beberapa dari korban dijanjikan bekerja sebagai penjual di Tiongkok dengan gaji besar. Pada kenyataannya, korban justru dinikahkan dengan pria setempat dan diperjualbelikan oleh calo dengan harga Rp400 juta per orang.
(责任编辑:休闲)
- FOTO: Surga Bawah Laut Tulamben Bali dan Kisah Kapal Perang yang Karam
- Banyak yang Tak Tahu, Ini 10 Ikan yang Mengandung Merkuri Tinggi
- Peredarannya Memicu Kekhawatiran BPOM, Apa Itu Ketamin?
- Terima Penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama, Menhan Prabowo Dukung Penguatan Polri
- Alpukat Buah atau Sayuran? Ini Jawaban Ilmiahnya
- Kembangkan Ekonomi Kreatif Lewat Desain Interior, Wamenekraf Apresiasi Addition Living
- Dukung Energi Hijau, Bank Capital Borong 2.098 MWh Sertifikat REC
- Berburu Kuliner di Batavia PIK 2, Ada Resto Nasional
- Dipilih Kesha Ratuliu Usai Lahirkan Anak Ketiga, Apa Itu KB Steril?
- Tumbuh Lebih Tinggi, Bank Mandiri Proyeksikan Ekonomi RI Capai 4,92% di Kuartal II 2025
- Kecintaan Vania Herlambang Menyelami Wisata Bawah Laut Indonesia
- 8 Tipe Kepribadian MBTI yang Paling Cerdas, Kamu Termasuk?
- Ngidam Camilan Asin, Ini 5 Pilihan yang Lebih Sehat
- Rawon hingga Nasi Goreng Masuk Daftar 50 Makanan Terlezat di Dunia
- Tren Ice Bucket Challenge Viral Lagi, Kali Ini Buat Kesehatan Mental
- Berburu Kuliner di Batavia PIK 2, Ada Resto Nasional
- Fakta Menakjubkan di Balik Terowongan Terpanjang Dunia di Norwegia
- Peredarannya Memicu Kekhawatiran BPOM, Apa Itu Ketamin?
- FOTO: Firsta Yuvi Amarta Sabet Gelar Puteri Indonesia 2025
- Potret Anies