KPK 'Keruk' Harta Setnov Rp862 Juta, Ini Alasannya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang sebanyak Rp862 juta dari terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto. Juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan uang yang disita dari Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP merupakan bagian dari cicilan uang pengganti.
"Tim Jaksa Eksekusi Unit Kerja Labuksi (Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi) KPK telah melakukan pemindahbukuan kembali uang di tabungan Setya Novanto sebesar Rp862 juta," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Saat ini KPK masih menunggu pelunasan dari Novanto. Selain itu, KPK juga menunggu hasil penjualan rumah yang sempat disampaikan istri Novanto, Deisti Astriani Tagor.
Novanto dinyatakan bersalah melakukan korupsi dari proyek e-KTP dan divonis 15 tahun penjara serta denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan. Selain itu, hak politik mantan Ketua DPR tersebut dicabut selama 5 tahun.
Dalam perkembangannya, Novanto sudah melunasi denda Rp500 juta. Sedangkan terkait pembayaran uang pengganti, Novanto pernah menitipkan Rp5 miliar ke KPK, kemudian mencicil 100 ribu dolar Amerika Serikat, dan ditambah penyitaan KPK pada rekeningnya senilai Rp1.116.624.197. Namun pembayaran itu belum cukup melunasi hukuman uang penggantinya.
(责任编辑:时尚)
6 Kelompok Ini Tak Dianjurkan Makan Pepaya, Bisa Tambah Masalah
KPK Resmi Umumkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Jadi Tersangka Suap
Louis Vuitton Rilis Cokelat Telur Paskah, Harganya Capai Rp4,16 Juta
China Siap Injak Gas Investasi di RI, Li Qiang Sindir Negara Tak Ramah Bisnis
Trump Kritik Lagi Powell, Harga Bitcoin Terkoreksi hingga US$104.300
- BPIP Siapkan Paskibraka Tampil Prima
- Tips Diet Ampuh, Kembalikan BB Ideal yang Naik Setelah Lebaran
- KPK Resmi Umumkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Jadi Tersangka Suap
- Saling Tunjukan Kekompakan, Para Capres Lakukan 'Tos' dengan Cawapresnya
- Diisukan Akan Gelar Sidang Kabinet di IKN, Jokowi: Kalau Kursinya Belum Ada, Masak Lesehan?
- Singapura Bakal Perketat Aturan Bumbu Dapur
- Asik... Sebulan Lagi KA Bandara Soetta Layani Penumpang dari Stasiun Manggarai
- Pengajuan Perlindungan SYL ke LPSK Ditolak
-
Buntut 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel, PBNU Minta Maaf: Itu Pribadi Tidak terkait Lembaga
JAKARTA, DISWAY.ID- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta maaf buntut dari 5 Nahdliyin berte ...[详细]
-
Pengajuan Perlindungan SYL ke LPSK Ditolak
JAKARTA, DISWAY.ID -Permohonan perlindungan oleh Mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ke Le ...[详细]
-
Sampah di Kota Depok Sudah Overload
Warta Ekonomi, Jakarta - Sampah warga Kota Depok, Jawa Barat, yang dibuang di Unit Pelaksanaan Tekni ...[详细]
-
Kasus Pelecehan Seksual, Uber Dituntut US$1,9 Juta
Warta Ekonomi, Jakarta - Perusahaan transporatasi berbasis-aplikasi Uber Technologies Inc dituntut m ...[详细]
-
Buat Investor Bitcoin, Bursa Saham Moskow Luncurkan Kontrak Berjangka Kripto
Warta Ekonomi, Jakarta - Bursa Saham Moskow (Moscow Exchange) secara resmi meluncurkan kontrak berja ...[详细]
-
FOTO: Dikecup Mekar Bunga Sakura di Tokyo
Jakarta, CNN Indonesia-- Musim bunga sakura yang menjadi incaran banyak wisatawan ...[详细]
-
Anies Tak Hadir di Munajat 212, Alasannya ' Top'
Warta Ekonomi, Jakarta - Pada acara Munajat 212 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakar ...[详细]
-
Bolehkah Minum Air Rebusan Kunyit Setiap Hari? Ini Faktanya
Daftar Isi Manfaat minum air rebusan kunyit ...[详细]
-
Polytron Target Bikin 8 Showroom
Warta Ekonomi, Jakarta - Setelah sukses meluncurkan mobil listrik pertamanya, Polytron G3 dan G3+ ak ...[详细]
-
Sudah Dipenjara 15 Tahun, Aset Setnov Masih 'Diintai' KPK
Warta Ekonomi, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memetakan aset-aset atau dana yang dimil ...[详细]
Jurus Kemenparekraf Cegah Bali Alami Overtourism: Program 3B
Singapura Bakal Perketat Aturan Bumbu Dapur
- FOTO: Budidaya Hidroponik di Atas Pasar Mayestik
- Anies Bantah Dugaan Ketua DPR DKI
- Anies Bantah Dugaan Ketua DPR DKI
- Kebakaran Landa Pasar Blok A
- Hari Donor Organ Sedunia 2024, Tema, dan Sejarahnya
- 6 Gejala Ini Jadi Tanda Kamu Mengalami Post
- China Siap Injak Gas Investasi di RI, Li Qiang Sindir Negara Tak Ramah Bisnis